[ad_1]
Call of Duty: WW II untuk tahun 2017 ini memang terhitung âistimewaâ. Semenjak kesuksesan Modern Warfare, Call of Duty hanya sempat singgah di 2 sensasi perang klasik lewat World at War dan Black Ops yang walaupun sukses, ternyata menjadi akhir dari sebuah tren yang sudah melekat sejak eksistensinya sebagai franchise. Â Call of Duty 4: Modern Warfare tumbuh menjadi pondasi eksploitasi Activision untuk terus terjun ke dalam perang masa kini.
Ketika ide mulai stagnan dan mereka bingung hendak menawarkan apa, tema perang futuristik dikejar dari seri Ghost dan terus berlanjut, terlepas dari kritik yang semakin keras dari seri ke seri. Hingga pada tahun 2016 silam, Call of Duty: Infinite Warfare mengalami penurunan angka penjualan yang cukup signifikan dibandingkan seri-seri sebelumnya. Hingga pada titik, Activision tak lagi berani sesumbar soal angka-angka fantastis yang selama ini selalu melekat dengan nama Call of Duty.
Parahnya lagi? Sang franchise kompetitor â" Battlefield berhasil mendulang kesuksesan dengan Battlefield 1 yang menawarkan sensasi perang dunia pertama, yang walaupun tidak mengusung akurasi sejarah yang tepat, namun menawarkan pertempuran yang intensif dengan ragam perangkat perang masa lampau. Lewat tangan dingin Sledgehammer Games, Activision punya tugas berat untuk membuat Call of Duty terbaru â" COD: WW II mampu menarik kembali kepercayaan pasar. Bahwa tidak hanya mampu merangkai perang dunia dengan kacamata sejarah yang epik dengan cita rasa khas Hollywood yang mengikuti franchise ini, mereka juga mampu memenuhi harapan gamer.
Berita baiknya? Sembari menunggu waktu rilis yang direncanakan pada tanggal 3 November 2017 mendatang, Activision memberikan kesempatan bagi gamer untuk menjajal masa beta lebih awal yang berisikan pengalaman multiplayer dengan beragam mode, termasuk salah satu fitur barunya yang menawan â" WAR. Lantas, apa saja yang ia tawarkan? Bagaimana impresi kami terhadap beta yang satu ini? Inilah impresi kami:
Ingat, Ini Bukan Battlefield!
Dengan menggunakan tema yang sama, kami sendiri tidak akan heran jika tiba-tiba banyak gamer yang berharap bahwa Call of Duty: WWII ini akan menawarkan sesuatu yang serupa dengan Battlefield 1, sensasi perang dalam ruang besar dengan ragam kendaraan dan sejenisnya. Jika Anda termasuk gamer yang berharap demikian, maka dari beta multiplayer yang sempat tersedia, Anda mungkin akan berakhir kecewa. Mengapa? Karena pada dasarnya, ia tetaplah sebuah game Call of Duty yang selama ini Anda kenal. Kita mungkin belum bisa berbicara banyak soal mode campaign yang selama ini jadi kekuatan utama Call of Duty, namun jika mengacu pada mode multiplayer yang tersedia di masa beta ini, maka Anda akan bertemu dengan apa yang Anda kenal dari franchise yang satu ini.
Berpijak pada sesuatu yang terjadi di dunia nyata, presentasi Call of Duty: WWII memang terasa lebih kelam dan gelap dibandingkan perang futuristik Advanced Warfare atau Infinite Warfare yang memungkinkan sang developer untuk menggunakan energi kreatif mereka sebebas mungkin untuk menciptakan ragam pasukan, setting, dan sebagainya. Sementara di WW II yang mengakar pada kejadian yang sesungguhnya, warnanya berakhir lebih monoton dan kelam. Untuk gamer yang baru mengenal seri Call of Duty dari setting futuristik selama beberapa tahun terakhir, ini tentu saja adalah sebuah pendekatan baru nan ekstrim yang butuh penyesuaian, walaupun pada akhirnya, ia tetap menawarkan sebuah pengalaman yang familiar.
Untuk Anda yang sempat mengenal seri Call of Duty selama ini, maka Anda sepertinya sudah bisa menebak pengalaman multiplayer seperti apa yang ditawarkan oleh WWII. Ia tetaplah sebuah game action shooter multiplayer yang lebih berfokus pada pertempuran jarak dekat yang intensif, tanpa menggunakan kendaraan ataupun sistem peran sejenisnya ala Battlefield. Peran yang diambil akan lebih mempengaruhi seperti apa senjata yang bisa Anda gunakan, lengkap dengan perlengkapan ekstra lainnya. Namun untuk mode standar seperti Team Deathmatch atau Domination, misalnya, pengalaman Anda akan masih berkisar pada usaha untuk membunuh musuh secepatnya, melarikan diri dan mencari posisi yang lebih menguntungkan, dan seterusnya hingga Anda menang. Entah bisa dikategorikan sebagai berita buruk atau baik, namun desain level, setidaknya dari yang ditawarkan di masa beta ini bisa dibilang cukup terbuka. Musuh bisa datang dari segala arah, tanpa bisa Anda predksi, hingga bersembunyi di satu tempat akan menjadi strategi yang mustahil untuk bisa dikejar. Benar sekali, ini masih Call of Duty yang selama ini Anda kenal.
Harus diakui, dari sisi presentasi untuk peta kedua mode ini â" Team Deathmatch dan Dominion yang menggunakan varian yang sama, sensasi perang dunia kedua yang ia tawarkan memang lebih mengandalkan cara mereka mendesain estetika medan pertempuran yang ada. Mengingat ia tidak hadir dengan kendaraan dan map yang terhitung kecil, ilusi bahwa Anda tengah bertempur di tengah kondisi perang besar muncul dari hal-hal yang berjalan di latar belakang medan pertempuran yang ada, dari bomb yang dijatuhkan hingga sekedar desain suara. Beberapa peta terasa berhasil mengeksekusinya dengan baik, sementara peta lain seperti âGibraltarâ misalnya, terasa hambar.
Sementara mekanik gameplay lain masih berkutat pada konsep yang memang mengikat kuat pada nama Call of Duty. Sistem Kill-streak yang memungkinkan Anda untuk mengakses beragam alternatif serangan area dan persenjataan masih tersedia di sini. Sistem kelas yang akan memberikan Anda reward jika menggunakan sebuah senjata terus-menerus secara konsisten juga ditawarkan, dengan menjadikan aksesoris ekstra dan lebih banyak senjata untuk dibuka menjadi reward. Salah satu inovasi baru yang muncul adalah sistem replay ala âPOTGâ milik Overwatch yang kini akan muncul di akhir pertempuran untuk aksi yang dinilai, sebagai yang terbaik di antara yang terbaik.
Tags: action, Activision, beta, call of duty: ww2, pc, playstation 4, preview, sledgehammer games, xbox one[ad_2]
Source