[ad_1]
Nonton film online atau serial dan video lain memang semakin lazim kita lakukan. Perubahan media dari analog ke digital masih jadi perbincangan seru. Terutama di dunia perfilman. Kalau kamu menyaksikan film dokumenter Side by Side yang dibawakan oleh Keanu Reeves, kamu bisa melihat perubahan dan kontroversi tersebut.
Apalagi semakin banyak layanan streaming video. Selain Netflix, iFlix, atau Hooq, juga akan datang layanan streaming film milik Disney. Sementara itu, Netflix juga semakin gencar memproduksi film buatan sendiri, bukan sekedar âlemparanâ dari Hollywood.
Penonton juga semakin sering menghabiskan waktu di depan gadget, seperti handphone atau laptop. Coba kamu pikir, lebih sering mana: Nonton film dan serial di TV atau di gadget? Bagaimana kalau ditambah video YouTube?
Pergeseran teknologi dan kebiasaan ini ternyata benar-benar serius. Peneliti dari University College London mengadakan riset tentang bagaimana ukuran layar mempengaruhi kenikmatan menonton.
Riset yang sama juga pernah dilakukan untuk bermain game. Tapi ada perbedaan dari riset tersebut. Game dinilai sebagai kegiatan âduduk tegakâ, sementara nonton film dinilai sebagai kegiatan âduduk senderanâ alias lebih santai.
Ada 19 orang yang menjadi responden penelitian. Masing-masing nonton film online dari Netflix pilihan mereka sendiri. Mereka juga menonton di media dengan layar berbeda: Handphone Moto G dengan layar 4,5 inci, laptop Dell dengan layar 13 inci, dan monitor dengan layar 30 inci. Semua menggunakan headset agar kualitas suara lebih terkontrol.
Sebenarnya hasilnya mudah kita duga. Semakin kecil layar, efek dramatis dari film semakin berkurang. Layar handphone yang paling kecil memberi efek paling kecil. Penonton tidak bisa âmasukâ ke dalam film.
Yang menarik, efek dramatis film tidak terlalu berbeda untuk perangkat dengan layar 13 inci dan 30 inci. Tapi layar yang semakin mirip bioskop bisa memberikan pengalaman lebih baik (termasuk speaker). Hal ini juga termasuk kualitas film. Versi HD atau yang lebih tajam memberikan efek dramatis lebih baik.
Beberapa sutradara ternama pun berpendapat sama. Misalnya George Lucas, Spike Lee, atau David Lynch. Mereka menganggap nonton film online di gadget itu âmenyedihkanâ.
Pengalaman nonton film di bioskop pun tidak kalah mentereng. Misalnya film 3D atau IMAX. Konon Christopher Nolan secara pribadi melakukan cek beberapa bioskop IMAX tempat film Dunkirk diputar. Belum lagi bioskop seperti CGV yang memiliki teknologi ScreenX (di Indonesia ada di CGV Grand Indonesia). Film Kingsman: The Golden Circle disebut akan premiere dengan layar ScreenX di beberapa negara.
Tapi nonton film di handphone atau di laptop juga punya keuntungan tersendiri. Bradford Young, sutradara film Arrival (2016), menyebutkan kalau nonton di gadget memberikan privasi tersendiri. Ia memberi contoh ketika ia menangis (terharu) waktu nonton film, (sebagai laki-laki) ia tidak perlu merasa malu dengan orang lain.
Setelah saya pikir, saya sendiri pun sudah punya kebiasaan memilih nonton film. Kalau saya anggap film itu seru, ya saya tonton di bioskop. Kalau kurang seru (bukan berarti tidak bagus), saya biasanya nonton di laptop.
Bagaimana dengan kamu?
[ad_2]
Source