Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Kapan nikah ?

Advertisemen
Kapan nikah ?

[ad_1]

Kapan nikah ? sebuah pertanyaan sederhana tetapi salah menjadi momok yang mengerikan, apalagi pertanyaan ini di sampaikan oleh keluarga ketika hari raya, walaupun pertanyaan ini di utarakan dengan lembut, tetap saja mengerikan, bahkan mungkin ini adalah pertanyaan simulasi dari malaikat munkar nakir di dunia, entah dimana sisi kengeriananya, ah memang susah di jabarkan sisi kengerian dari pertanyaan kapan nikah ini, susah di jabarkan tetapi efek mak jleb di hati itu berasa sekali, semua manusia single pasti akan merasakan hal seperti ini jika memang sudah cukup umur, begitu juga cindil, bahkan cindil sering sekali ngeles dengan pertanyaan-pertanyaan ini.

Misal di tanya “kapan nikah” oleh keluarga yang suka becanda, cindil menjawab dengan tenang, ” loh saya kalo nikah itu pengennya punya anak yang berkualitas, sedangkan untuk membuat hal yang berkualitas kita harus sering latihan, dan sekarang sedang proses latihan dulu”

Kalo di tanya oleh keluarga yang serius cindil menjawab “aku masih mencari hubungan antara ketika menikah dan setelahnya” keluarga menjawab “loh gimana maksudnya?” “ya iya, ketika belum menikah kita disuruh menikah yang tentu tujuannya adalah mendapatkan keturunan, tetapi ketika sudah menikah kita disarankan KB, paradoks ini masih membingungkan otakku yang mungil ini”

Kalo teman-temannya bertanya dengan nada mengejek cindil menjawab “sekali lagi tanya hal ini, aku pastikan ketika aku menikah kamu menjadi duda”

Kalo orang yang bertanya dengan nada sinis, cindil akan menjawab dengan sinis juga “maaf saya punya visi hidup yang jauh lebih besar dari pada sekedar berkembang biak”

Sebenarnya dalam pikiran cindil geli juga, ketika kita belum menikah tetapi sering di ejek dengan kata-kata nikah, ya memang nikah itu harus muda, tetapi toh aspek-aspek lain harus di perhatikan, cindil bukan mempermasalahkan kemapanan, bukan juga mempermasalahkan bagaimana memenuhi kebutuhan hidup, sebab cindil yakin gusti Allah maha pemurah pasti selalu memeberi rezeki.

Tetapi jauh di keruwetan pikiran cindil, cindil tidak ingin menyiksa istrinya ketika mempunyai istri kelak sebab gaya hidup cindil yang serba diluar nalar manusia normal, dan tentu jika cindil memperoleh istri yang normal, belum tentu akan kuat menghadapi pola pikir dan gaya hidup cindil ini.

Dari segi pakaian, cindil adalah manusia yang mempunyai pakaian itu itu saja, jarang cindil membeli pakaian, jika cindil punya pakaian bagus, bisa di pastikan itu adalah di kasih, sedangkan manusia modern sekarang ini, tentu akan berlomba lomba mempunyai pakaian yang bagus, pakaian yang mahal, bahkan jilbabpun harus mahal, mungkin secara finansial cindil bisa memberikan, tetapi secara perasaan tentu cindil akan sangat enggan membelikan istrinya baju-baju bagus, tentu ini akan menjadi konflik nantinya.

Selain itu cindil jauh memikirkan, apakah kemampuannya menjadi seorang pemimpin rumah tangga sudah memadai, ya memang ilmu itu laku kanti laku, tetapi, cindil berkaca pada diri sendiri, ketika memimpin dirinya sendiri cindil masih suka egois, mementingkan kepentingan nafsunya dari pada kebutuhan tubuhnya.

Menurut cindil, menikah itu perkara mudah tapi juga rumit, karena pernikahan itu sakral, melewati proses pemabcaan syahdat, ketika tangan mempelai pria dan seorang bapak berjabat tangan, disitu tugas bapak berpindah ke si pria, tanpa ilmu yang memadai, orang akan menganggap remeh-temeh hal ini, dan jika sudah menggap remeh-temeh akan dengan entengnya mengkhianati janjinya sendiri.

Tetapi diluar semua itu, yang paling cindil tekankan adalah menikah itu jodoh, sebesar apapun pengharapan seseorang untuk menikah jika belum beretemu jodohnya ya tidak akan bertemu, tapi tanpa disangka-sangka ketika sudah waktunya bertemu jodoh ada aja jalan yang mempertemukan dan mempermudah jalannya perjodohan itu.

Cindil sudah mengamati berbagai permasalahan “jodoh” di sekeliling, ada orang yang sampai umurnya lebih dari mapan tidak bertemu jodoh, selalu gagal dalam perjodohan padahal sudah berusaha sekuat tenaga, sampai akhirnya dia benar-benar pasrah, dan tanpa sengaja bertamu ke tempat temannya, ndilalah temannya lagi kerja di jakarta akhirnya yang menemui adik perempuan temannya, setelah itu kenal, saling tukar nomer hape, dan hanya dalam waktu 10 hari mereka menikah.

Sebab jodoh, Tuhan lah yang lebih paham kapan harus datang, jadi pertanyaan kapan nikah menurut cindil itu pertanyaan seperti pertanyaan yang tidak masuk akal. Belum menikah itu bukan karena kita belum mapan atau belum siap, sebab jodoh juga seperti maut, siap tidak siap, jika sudah datang maka harus kita hadapi, dan bagi yang belum menemukan jodoh, jangan pernah khawatir, jangan pernah terlalu ngoyo, jodohmu pasti ada tinggal waktunya saja, dan kapan waktu yang tepat ? itulah indahnya hidup yang penuh rahasia ini.

Dan bagi orang yang nyinyir tentang orang yang belum menikah, please lah stop hal seperti itu, sebab orang yang belum menikah memang Tuhan yang belum mempertemukan jodohnya, kok malah kalian nyinyiri dan kalian anggap itu adalah dosa besar, atas nama agama kalian nyinyir ke orang yang belum nikah tapi kalian lupa bahwasanya jodoh itu rahasia ilahi, jadi mbok yang jangan kaya orang atheis yang gak percaya bahwa jodoh itu urusannya Tuhan, belum menikah di nyinyiri.


[ad_2]
Source
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 berita waeaja - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger