[ad_1]
âItâs been almost a decade since Brian and I started WhatsApp, and itâs been an amazing journey with some of the best people. But it is time for me to move on. Iâve been blessed to work with such an incredibly small team and see how a crazy amount of focus can produce an app used by so many people all over the world.
Iâm leaving at a time when people are using WhatsApp in more ways than I could have imagined. The team is stronger than ever and itâll continue to do amazing things. Iâm taking some time off to do things I enjoy outside of technology, such as collecting rare air-cooled Porsches, working on my cars and playing ultimate frisbee. And Iâll still be cheering WhatsApp on â" just from the outside. Thanks to everyone who has made this journey possible.â
Mark Zuckerberg, bos Facebook, segera menjawab status pamitan Koum tersebut dalam sebuah komentar.âJan: I will miss working so closely with you. Iâm grateful for everything youâve done to help connect the world, and for everything youâve taught me, including about encryption and its ability to take power from centralized systems and put it back in peopleâs hands. Those values will always be at the heart of WhatsApp.â
Dari kedua interaksi tersebut, semua terlihat baik-baik saja. Namun The Washington Post melaporkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antara Koum dan pihak Facebook. Perbedaan itu terjadi pada bagaimana Facebook berusaha menggunakan data pengguna dan melemahkan enkripsi aplikasi WhatsApp. Perlindungan terhadap data pengguna merupakan salah satu yang dijanjikan kedua pendiri WhatsApp itu ketika mereka menjualnya ke Facebook. Hal itu ditunjukkan melalui hadirnya enkripsi (berdasar aplikasi Signal) di WhatsApp. Namun beberapa waktu yang lalu terdapat perubahan di âKetentuan dan Kebijakan Privasiâ WhatsApp yang menyebutkan bahwa Facebook bisa mengakses data yang ada. The Verge menyebutkan bahwa hal itu memancing reaksi keras di Eropa. Di samping itu, seperti kita ketahui, Facebook sedang menjadi sorotan publik sehubungan dengan kasus Cambridge Analytica. Di kasus ini, sekitar 87 juta data pengguna Facebook dimanfaatkan untuk kampanye politik. Brian Acton, yang sudah lebih dulu meninggalkan WhatsApp dan Facebook, malah secara tegas menyebut #DeleteFacebook. Untuk yang memikirkan masalah privasi secara serius, hal ini mungkin bukan gelagat yang baik. Toh, kalaupun ingin pindah aplikasi chatting, hal itu akan sangat sulit. Ada banyak aplikasi chatting bagus, namun teman atau keluarga yang menggunakannya mungkin tidak banyak. Meyakinkan mereka untuk mengganti WhatsApp juga bukan pekerjaan mudah. Silakan ingat bagaimana perpindahan orang dari BBM ke WhatsApp beberapa tahun lalu.[ad_2]
Source