[ad_1]
Oketekno.com â" Seperti yang telah kita tau bahwa menjelang akhir tahun 2017 kemarin pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika Rudiantara telah mengeluarkan kebijakan baru mengenai registrasi SIM Card. Dengan menerapkan aturan ini, Rudiantara mengklaim kalau keamanan dan ongkos belanja operator seluler juga bisa terkendali dengan baik.
Ia mengatakan kalau selama ini banyak pengguna yang menerapkan sistem beli dan buang atau bisa disebut dengan sekali pakai. Dengan begini tentu para operator akan mengalami kerugian karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli kartu SIM dalam jumlah besar sehingga tidak bisa efisien.
Simak Nih:Â Cara Streaming Video YouTube Super Hemat Kuota
Selain itu Rudiantara juga mengatakan kalau saat ini operator seluler masih mengandalkan perusahaan asing untuk memproduksi kartu SIM, angka impor barang di setiap tahunnya khusus untuk kartu SIM ke Indonesia yaitu sekitar 500 juta.
âSekarang kan industri beli 500 juta SIM Card setiap tahun, dan belinya ke asing. Karena di Indonesia tidak memproduksi SIM Card. Dengan cara dan perilaku (konsumen) yang seperti ini (kebiasaan beli buang), ini yang harus kita ubah. Dengan begini setidaknya saya hitung minimal kita bisa pangkas sampai 300 juta per tahun,â seperti itulah yang dikatakan oleh Rudiantara ketika di temui di kantor Kominfo kemarin.
Ketahui Yuk:Â Cara Membuat Foto Selfie Bergerak dan Bersuara
Selain itu, Rudiantara juga mengatakan kalau akan terjadi efisiensi pada neraca pengeluaran operator seluler di Indonesia yang mana nantinya pengeluaran untuk SIM Card bisa dialihkan ke hal yang lebih bermanfaat, seperti pembangunan infrastruktur dan semacamnya.
âKalau 300 juta satu simcard seharga rata-rata setengah dollar, itu berarti bisa hemat sekitra 150 juta dollar AS atau 2 triliun pertahun. Itu baru dari SIM card saja, belum dari distribution cost. Bisa dialokasikan ke operator untuk membangun jaringan juga dialokasikan ke pelangganâ tambah Rudiantara.
Meski begitu pihak operator juga jangan lupa untuk memerhatikan para pelanggannya untuk mengalokasikan biaya paket yang ditawarkan supaya para konsumen tidak lagi melakukan kebiasan sekali pakai. Dengan menerapkan sistem seperti ini diharapkan kedua belak pihak (operator dan pelanggan) sama-sama merasa diuntungkan.
baca juga:Â Aplikasi Ini Bisa Jadi Pengganti Paspor yang Hilang Ketika di Luar Negeri
[ad_2]
Source